Artificial Intellegence, News, Teknologi

Uji AI untuk mendeteksi tulisan AI

Eko Susilo Harjo October 6, 2024
Tulisan AI
Tulisan AI

Di era di mana kecerdasan buatan semakin maju, deteksi teks buatan AI menjadi topik yang cukup panas di kalangan akademisi dan profesional. Apalagi setelah munculnya GPT-3.5 dan GPT-4, semakin sulit untuk membedakan apakah sebuah esai ditulis oleh manusia atau oleh AI yang super canggih. Jadi, apakah detektor AI benar-benar bisa diandalkan untuk membedakan mana yang buatan manusia dan mana yang buatan AI? Mari kita bahas tuntas sambil kita coba selipkan sedikit candaan agar otak nggak overheating!

Apa Itu Detektor AI?

Sebelum kita terlalu jauh, mari kita mulai dengan dasar-dasarnya. Detektor AI adalah perangkat lunak yang dirancang untuk menganalisis teks dan memberikan prediksi apakah teks tersebut dibuat oleh AI atau oleh manusia. Metode yang paling umum digunakan oleh detektor ini adalah melihat tingkat “perplexity” dan “predictability” dari suatu teks. Sederhananya, teks buatan AI cenderung lebih “terduga” karena AI sering menggunakan pola yang lebih mudah ditebak daripada tulisan manusia yang penuh dengan variasi gaya.

Kabar baiknya, ada banyak alat detektor AI yang tersedia secara gratis (dan berbayar, kalau kamu punya sedikit ekstra di dompet). Tapi, jangan terlalu cepat percaya pada klaim mereka yang katanya “detektor AI terbaik,” karena nyatanya tidak semua alat ini seefektif yang kita kira.

Studi: Membandingkan 16 Detektor AI

Baru-baru ini, seorang peneliti bernama William H. Walters melakukan studi yang sangat menarik untuk menguji keakuratan 16 detektor AI populer. Penelitiannya menguji detektor pada tiga jenis dokumen:

  1. Esai yang ditulis oleh GPT-3.5.
  2. Esai yang ditulis oleh GPT-4.
  3. Esai buatan mahasiswa sungguhan (ya, manusia beneran, bukan bot!).

Hasilnya? Beberapa detektor bekerja sangat baik, tapi banyak juga yang tertinggal jauh dalam hal keakuratan, terutama saat berhadapan dengan teks GPT-4.

Siapa Juaranya?

Dari 16 detektor AI yang diuji, tiga alat ini menunjukkan performa terbaik:

  1. Copyleaks
  2. TurnItIn
  3. Originality.ai

Ketiga alat ini tidak hanya berhasil mendeteksi teks buatan GPT-3.5, tapi juga menangani teks GPT-4 dengan baik. Mereka memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dan jarang memberikan hasil “ragu-ragu” alias tidak yakin. Jadi, kalau kamu sedang mencari detektor yang benar-benar bisa diandalkan, ini adalah pilihan terbaik.

Tapi, tunggu dulu! Bukan berarti detektor gratis lainnya jelek, hanya saja mereka mungkin lebih cocok untuk teks buatan GPT-3.5 daripada GPT-4 yang lebih canggih.

Detektor AI Gratis: Antara Cukup dan Pas-Pasan

Tidak semua dari kita punya anggaran untuk membayar detektor AI premium seperti TurnItIn (apalagi kalau kamu seorang mahasiswa yang uangnya sering habis buat beli kopi dan mie instan). Jadi, bagaimana dengan detektor gratis? Dalam penelitian ini, beberapa detektor gratis seperti ZeroGPT dan Scribbr juga menunjukkan kinerja yang lumayan, meskipun mereka cenderung kesulitan mendeteksi teks GPT-4.

ZeroGPT misalnya, mampu mengidentifikasi teks GPT-3.5 dengan cukup akurat, namun ketika dihadapkan dengan GPT-4, hasilnya sering kali “terjebak di zona abu-abu.” Kalau diibaratkan, ZeroGPT ini seperti teman yang bisa menebak isi hati kita, tapi nggak selalu bisa membaca sinyal yang lebih rumit!

Selain itu, detektor seperti GPTZero dan Writer juga masuk kategori “cukup lumayan.” Mereka tidak sempurna, tapi jika tujuanmu sekadar mengecek teks buatan AI tanpa terlalu membutuhkan akurasi super tinggi, mereka bisa jadi pilihan yang cukup oke.

Detektor yang Harus Diwaspadai

Nah, ini dia bagian yang agak menggelitik. Ada beberapa detektor yang, menurut studi ini, sebaiknya jangan terlalu kamu andalkan kalau kamu ingin benar-benar memastikan keaslian teks. Sapling dan ContentDetector.ai termasuk dalam kategori ini. Mereka sering kali memberikan hasil yang tidak akurat, baik itu mendeteksi teks AI sebagai buatan manusia, atau sebaliknya.

Kalau kamu pernah bermain tebak-tebakan dan terus-menerus salah, itulah kira-kira pengalaman menggunakan detektor ini. Bisa dibilang, mereka lebih cocok untuk hiburan daripada untuk kebutuhan serius.

Bagaimana dengan False Positives dan False Negatives?

Satu hal yang perlu kamu perhatikan saat menggunakan detektor AI adalah false positives dan false negatives. False positive terjadi ketika detektor menyatakan teks buatan manusia sebagai teks AI. Ini bisa bikin kacau, apalagi kalau kamu seorang mahasiswa yang sedang mencoba meyakinkan dosen bahwa tulisanmu asli! Di sisi lain, false negative adalah ketika detektor gagal mengidentifikasi teks AI dan malah menganggapnya sebagai teks manusia. Jadi, detektor yang sering salah di kedua sisi ini jelas bikin was-was.

Detektor seperti SEO.ai dan Content at Scale terkenal sering memberikan false positives. Sementara GPT Radar dan Crossplag sering gagal mendeteksi teks AI (alias false negatives). Jadi, hati-hati kalau mau menggunakan alat-alat ini untuk tugas penting.

Apa Selanjutnya?

Kesimpulannya, jika kamu membutuhkan detektor AI yang benar-benar efektif, terutama untuk teks yang dibuat oleh GPT-4, Copyleaks, TurnItIn, dan Originality.ai adalah pilihan terbaik. Namun, jika kamu hanya membutuhkan detektor gratis yang bisa diandalkan untuk teks GPT-3.5, ZeroGPT dan Scribbr bisa jadi alternatif yang baik.

Dan ingat, meskipun detektor ini bisa membantu mendeteksi penggunaan AI, tetap yang terbaik adalah belajar dan menulis dengan sungguh-sungguh. Lagipula, kemampuan menulis manusia masih jauh lebih fleksibel dan kreatif dibandingkan AI, setidaknya untuk saat ini. Siapa tahu, mungkin di masa depan kita perlu detektor AI yang bisa membedakan humor manusia dan humor robot, kan? Hehe!


Discover more from teknologi now

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Polars adalah pustaka open-source untuk pemrosesan data yang ditulis dalam bahasa Rust, yang terkenal dengan efisiensi dan kecepatan. Polars dirancang untuk menangani analisis data secara paralel, memanfaatkan arsitektur modern komputer yang memiliki banyak inti CPU.

“Pelajari konsep Docker persistence dan teknik seperti Docker volumes, bind mounts, dan tmpfs untuk memastikan data tetap aman dan persisten dalam container. Dapatkan panduan lengkap di sini!”

AI dalam dunia fintech telah berkembang pesat, bukan sekadar teknologi baru yang tiba-tiba muncul. Teknologi ini telah lama digunakan untuk membantu pengambilan keputusan keuangan dan mendeteksi penipuan. Kini, AI dan subdomainnya, yaitu Machine Learning (ML), memberikan nilai tambah signifikan dalam berbagai aspek industri fintech. Apa saja manfaat utama teknologi ini bagi sektor keuangan dan perbankan? […]

Discover more from teknologi now

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading