News

Serverless Functions: Masa Depan Pengembangan Aplikasi yang Lebih Fleksibel dan Efisien

Eko Susilo Harjo October 14, 2024
serverless functions
serverless functions

Pernahkah kamu merasa kewalahan dengan pengelolaan server saat membangun aplikasi? Atau mungkin kamu sudah mengembangkan aplikasi dan mendapati bahwa memelihara infrastruktur server lebih rumit daripada mengembangkan aplikasinya? Jika iya, kamu tidak sendirian. Banyak pengembang menghadapi tantangan ini, terutama ketika aplikasi yang mereka buat mulai tumbuh. Untungnya, ada solusi modern yang mulai populer dalam beberapa tahun terakhir yang bisa meringankan masalah tersebut: Serverless Functions.

Meskipun namanya seolah-olah “tanpa server”, kenyataannya server tetap ada. Bedanya, kamu tidak perlu lagi repot-repot mengurus server tersebut secara manual. Layanan serverless seperti AWS Lambda, Google Cloud Functions, dan Azure Functions menangani semua manajemen server di belakang layar sehingga kamu bisa fokus sepenuhnya pada kode aplikasi.

Terdengar keren, kan? Mari kita lihat lebih dekat apa itu serverless functions dan bagaimana mereka bisa memberikan manfaat luar biasa dalam pengembangan aplikasi modern.

Apa Itu Serverless Functions?

Serverless functions, atau sering disebut juga sebagai Function as a Service (FaaS), adalah metode di mana kamu bisa menjalankan potongan kecil dari aplikasi tanpa harus mengelola server secara langsung. Alih-alih menyiapkan dan memelihara server sendiri, kamu cukup menulis kode untuk fungsi yang spesifik, dan penyedia layanan cloud akan mengeksekusi fungsi tersebut sesuai kebutuhan.

Sebagai contoh, bayangkan kamu sedang membangun aplikasi yang memerlukan pemrosesan gambar. Dengan serverless functions, kamu bisa membuat sebuah fungsi kecil yang melakukan resize gambar, dan fungsi ini akan dijalankan hanya saat diperlukan—tanpa harus menyiapkan server atau memikirkan kapasitas server yang harus dikelola.

Cara Kerja Serverless Functions

Prinsip utama dari serverless functions adalah event-driven. Artinya, fungsi ini hanya akan berjalan ketika ada event tertentu yang memicu eksekusinya. Misalnya, jika ada file yang di-upload ke cloud storage, fungsi serverless bisa dipicu untuk memproses file tersebut, seperti melakukan kompresi atau analisis data.

Begitu fungsi selesai dijalankan, sumber daya yang digunakan akan dilepaskan oleh penyedia cloud. Kamu hanya akan dikenakan biaya berdasarkan seberapa lama dan seberapa sering fungsi itu berjalan, tanpa perlu membayar untuk server yang “idle” atau tidak digunakan.

Manfaat Serverless Functions dalam Pengembangan Aplikasi

Sekarang kita tahu bagaimana serverless functions bekerja. Tapi apa saja keuntungan nyata yang bisa kita dapatkan dari menggunakan pendekatan ini dalam pengembangan aplikasi? Berikut adalah beberapa manfaat utama:

1. Tidak Ada Pengelolaan Server

Ini adalah manfaat yang paling jelas. Dalam pendekatan tradisional, kamu perlu membeli, mengatur, dan memelihara server. Itu bisa berarti menyewa server cloud, mengatur jaringan, memperbarui perangkat lunak, menjaga keamanannya, dan masih banyak lagi. Dengan serverless, semua tugas itu diambil alih oleh penyedia cloud. Pengembang hanya perlu fokus pada kode aplikasi mereka.

Ini jelas menghemat banyak waktu dan tenaga, terutama untuk tim kecil atau startup yang ingin fokus pada pengembangan produk tanpa terbebani oleh hal-hal operasional terkait server.

2. Biaya yang Lebih Efisien

Salah satu alasan utama mengapa banyak perusahaan mulai beralih ke serverless adalah biaya. Dalam model tradisional, kamu harus menyewa server dengan kapasitas yang cukup besar untuk menangani puncak beban (peak load), bahkan jika server tersebut sering tidak digunakan sepenuhnya.

Dengan serverless, kamu hanya membayar untuk eksekusi fungsi yang sebenarnya—dikenal sebagai pay-per-use. Ini artinya jika aplikasi kamu jarang digunakan, kamu juga hanya akan membayar sedikit. Sebaliknya, pada saat traffic tinggi, serverless dapat langsung menskalakan fungsi tanpa biaya tambahan untuk infrastruktur yang tidak terpakai.

Bayangkan jika kamu menjalankan sebuah e-commerce kecil. Saat akhir tahun, traffic bisa melonjak drastis, tetapi di bulan-bulan biasa, traffic mungkin rendah. Dengan serverless, kamu hanya akan dikenakan biaya saat ada pengguna yang benar-benar melakukan pembelian atau browsing di situsmu, bukan saat server idle.

3. Skalabilitas Otomatis

Apakah kamu pernah merasa harus terus memonitor server saat traffic tiba-tiba melonjak? Dalam model tradisional, ini bisa menjadi mimpi buruk karena kamu harus menambah server atau memodifikasi kapasitas agar tidak terjadi downtime.

Serverless functions menawarkan skalabilitas otomatis. Penyedia layanan seperti AWS atau Google Cloud akan secara otomatis mengalokasikan lebih banyak sumber daya saat fungsi yang kamu jalankan membutuhkan lebih banyak tenaga. Dan begitu traffic turun, skala pun akan otomatis berkurang. Tidak perlu lagi pusing memikirkan infrastruktur!

4. Waktu Pengembangan yang Lebih Cepat

Karena kamu tidak perlu lagi mengelola server dan infrastruktur, pengembangan aplikasi menjadi lebih cepat. Pengembang bisa langsung fokus pada logika bisnis dan pengembangan fitur. Dalam dunia startup, kecepatan pengembangan sangat penting. Serverless membantu kamu mempercepat time-to-market tanpa perlu khawatir tentang masalah infrastruktur.

Misalnya, jika kamu sedang membangun aplikasi API berbasis Node.js, kamu bisa menggunakan serverless functions untuk setiap endpoint yang spesifik. Ini akan memisahkan setiap fungsi menjadi layanan kecil yang independen, dan kamu hanya perlu mengelola logika untuk masing-masing endpoint, tanpa repot memikirkan server di baliknya.

5. Penggunaan Sumber Daya yang Efisien

Serverless memastikan bahwa sumber daya hanya digunakan saat diperlukan. Karena fungsi hanya berjalan ketika ada event yang memicu mereka, server tidak harus standby sepanjang waktu. Ini membantu perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien, mengurangi pemborosan dan penggunaan energi yang tidak perlu.

6. Lebih Ramah Lingkungan

Bagi perusahaan yang peduli dengan jejak karbon mereka, serverless bisa menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan. Karena server hanya digunakan saat benar-benar diperlukan, energi yang dihabiskan jauh lebih sedikit dibandingkan server yang harus standby 24/7.

Kapan Menggunakan Serverless Functions?

Tentu saja, serverless tidak selalu menjadi solusi yang sempurna untuk setiap kasus. Ada beberapa skenario di mana serverless functions sangat bermanfaat:

  1. Aplikasi dengan Permintaan Tak Terduga: Jika traffic aplikasi kamu tidak bisa diprediksi atau sering fluktuatif, serverless bisa menjadi pilihan ideal.
  2. Mikroservis dan Fungsi Kecil: Serverless sangat cocok untuk aplikasi yang dibangun dengan arsitektur mikroservis, di mana setiap layanan atau fungsi memiliki tugas spesifik yang dapat berjalan secara independen.
  3. Pemrosesan Data yang Tergantung Event: Jika kamu bekerja dengan event seperti upload file, pesan dari antrian, atau pemrosesan background task, serverless functions dapat memproses event tersebut dengan efisien.

Namun, jika aplikasi kamu memiliki beban konstan dengan kebutuhan pemrosesan tinggi, menggunakan server tradisional mungkin lebih ekonomis dalam jangka panjang.

Tantangan dalam Penggunaan Serverless Functions

Tentu saja, tidak ada teknologi yang sempurna. Serverless juga memiliki beberapa tantangan, seperti:

  • Cold Start: Kadang-kadang, ketika fungsi serverless dipanggil pertama kali setelah tidak aktif untuk beberapa waktu, ada sedikit jeda sebelum fungsi mulai berjalan. Ini dikenal sebagai “cold start” dan bisa menyebabkan penundaan pada aplikasi yang butuh respons cepat.
  • Debugging dan Monitoring: Karena fungsi yang kamu jalankan bersifat terdistribusi dan dikelola oleh penyedia layanan cloud, debugging bisa menjadi sedikit lebih rumit dibandingkan dengan aplikasi yang berjalan di server sendiri.

Kesimpulan

Serverless functions telah membawa revolusi dalam cara kita membangun dan menjalankan aplikasi. Dengan kemampuan untuk menghindari pengelolaan server secara langsung, skalabilitas otomatis, serta biaya yang lebih efisien, serverless menjadi pilihan menarik untuk banyak kasus pengembangan aplikasi. Namun, seperti teknologi lainnya, ada juga beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.

Bagi developer modern, memanfaatkan serverless functions bisa menjadi langkah besar dalam menciptakan aplikasi yang lebih gesit, hemat biaya, dan mudah diatur. Jika kamu belum mencoba, ini mungkin saat yang tepat untuk bereksperimen dan melihat bagaimana serverless bisa mempercepat proses pengembanganmu. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk mulai eksperimen dengan serverless functions!

Happy coding tanpa server! 😄


Discover more from teknologi now

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Polars adalah pustaka open-source untuk pemrosesan data yang ditulis dalam bahasa Rust, yang terkenal dengan efisiensi dan kecepatan. Polars dirancang untuk menangani analisis data secara paralel, memanfaatkan arsitektur modern komputer yang memiliki banyak inti CPU.

“Pelajari konsep Docker persistence dan teknik seperti Docker volumes, bind mounts, dan tmpfs untuk memastikan data tetap aman dan persisten dalam container. Dapatkan panduan lengkap di sini!”

AI dalam dunia fintech telah berkembang pesat, bukan sekadar teknologi baru yang tiba-tiba muncul. Teknologi ini telah lama digunakan untuk membantu pengambilan keputusan keuangan dan mendeteksi penipuan. Kini, AI dan subdomainnya, yaitu Machine Learning (ML), memberikan nilai tambah signifikan dalam berbagai aspek industri fintech. Apa saja manfaat utama teknologi ini bagi sektor keuangan dan perbankan? […]

Discover more from teknologi now

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading