Integrasi Microfrontend yang Simpel dan Efektif
Eko Susilo Harjo September 12, 2024

Dunia pengembangan web di Indonesia semakin dinamis. Aplikasi web yang kompleks dan terus berkembang menuntut arsitektur yang fleksibel dan terukur. Microfrontend, dengan pendekatan modularnya, menjadi solusi menarik untuk menjawab tantangan ini. Namun, integrasi microfrontend seringkali menjadi momok tersendiri. Artikel ini akan membahas sembilan pendekatan integrasi microfrontend yang simpel dan efektif, yang dapat Anda terapkan di proyek Anda berikutnya.
Memecah Belah, untuk Bersatu Lebih Kuat
Microfrontend memecah aplikasi web menjadi potongan-potongan kecil yang bisa dikembangkan dan dikelola secara mandiri oleh tim yang berbeda. Pendekatan ini menawarkan banyak keuntungan, seperti:
- Peningkatan kecepatan pengembangan: Tim dapat bekerja pada bagian aplikasi yang berbeda secara simultan, mempercepat proses release.
- Peningkatan skalabilitas: Arsitektur modular microfrontend memudahkan penskalaan aplikasi seiring dengan pertumbuhan fitur.
- Peningkatan kepemilikan kode: Tim developer memiliki kepemilikan yang jelas atas bagian yang mereka kembangkan, sehingga meningkatkan accountability dan kualitas kode.
Namun, dengan kekuatan yang besar datang tantangan yang tak kalah besar. Integrasi microfrontend yang buruk dapat menyebabkan aplikasi menjadi lambat, tidak stabil, dan sulit untuk dipelihara.
9 Pendekatan Integrasi Microfrontend yang Andal
Mari kita bahas sembilan pendekatan integrasi microfrontend yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan proyek Anda:
1. Micro Apps: Segmentasi Berdasarkan Rute
Micro Apps memecah aplikasi berdasarkan route. Setiap route memuat aplikasi yang sepenuhnya independen, termasuk library framework yang digunakan. Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah otonomi yang diberikan kepada tim developer. Mereka dapat mengembangkan, deploy, dan memperbarui micro app mereka secara mandiri, sehingga mempercepat siklus rilis.
Kelemahan: Pendekatan ini dapat menyebabkan waktu loading yang lebih lama untuk setiap route, terutama pada koneksi internet yang lambat. Solusinya adalah dengan menggunakan teknik caching browser, kompresi (seperti GZip dan Brotly), dan CDN untuk aset dan bundel JavaScript yang umum. Teknik lazy loading untuk komponen dan aset non-esensial juga dapat membantu.
2. Microfrontends dengan iFrame: Isolasi Kuat
Pendekatan ini menggunakan iframe untuk masing-masing microfrontend, yang dibenamkan ke dalam aplikasi host. Setiap iframe beroperasi secara mandiri, sehingga menawarkan isolasi yang kuat dan fault isolation. Pendekatan ini memungkinkan setiap tim untuk mengembangkan, menguji, dan deploy microfrontend mereka tanpa memengaruhi yang lainnya. iFrame juga menawarkan fleksibilitas untuk menggunakan framework atau stack apa pun.
Kelemahan: Komunikasi antar-iframe bisa menjadi rumit dan memerlukan pertimbangan matang untuk menjaga pengalaman pengguna yang kohesif. Penggunaan iframe yang berlebihan dapat berdampak pada performa, terutama penggunaan memori dan waktu loading. Selain itu, browser security restriction dapat menghalangi pemuatan bagian tertentu aplikasi di dalam iframe. Popularitas penggunaan iframe juga perlahan menurun, sehingga perlu dipertimbangkan keberlanjutannya di masa depan.
3. Microfrontends dengan App Shell: Platform Integrasi Terpusat
App Shell bertindak sebagai aplikasi shell pusat yang memuat berbagai microfrontend. App Shell dapat dibangun menggunakan framework atau stack apa pun, sehingga memberikan fleksibilitas dalam implementasi.
Kelebihan: Pendekatan ini memfasilitasi penanganan berbagai hal yang bersifat cross-cutting, seperti autentikasi, state management, dan transisi antar microfrontend. Ini dapat membantu menyederhanakan implementasi dan memastikan konsistensi.
Kelemahan: Jika App Shell menjadi terlalu kompleks, ia dapat menjadi single point of failure, sehingga mengurangi independensi masing-masing microfrontend. Strategi loading yang canggih, seperti lazy loading dan caching, diperlukan untuk pengalaman pengguna yang optimal.
4. Microfrontends dengan Bit (Sebelumnya Bit.dev): Komposisi Universal
Bit Components menggunakan toolchain Bit untuk membuat komponen yang sangat komposisi dan dapat digunakan kembali. Komponen ini dapat dikembangkan, diuji, dan dideploy secara mandiri. Pendekatan ini cocok untuk arsitektur microfrontend yang skalabel.
Kelebihan: Bit Components mendukung pembuatan dan pengelolaan building block yang independen dan dapat digunakan kembali, dari elemen UI kecil hingga komponen logika bisnis tingkat tinggi.
Kelemahan: Pengaturan awal Bit Components dalam arsitektur yang sudah ada mungkin memerlukan upaya awal. Tim developer perlu meluangkan waktu untuk memahami toolchain agar dapat menggunakannya secara efektif.
5. Microfrontends dengan NPM: Pengembangan Modular dengan Paket NPM
Pendekatan ini melibatkan pengemasan setiap microfrontend sebagai paket NPM. Ini memungkinkan tim untuk mengembangkan, menguji, dan menyebarkan microfrontend secara mandiri.
Kelebihan:
- Pengembangan Modular: Setiap microfrontend adalah paket NPM yang independen, memungkinkan tim untuk bekerja secara otonom dan mengembangkan, menguji, serta menyebarkan fitur dengan lebih cepat.
- Penggunaan Kembali Kode: Komponen dan layanan yang sering digunakan dapat dijadikan paket NPM yang dapat digunakan kembali oleh berbagai microfrontend, sehingga meningkatkan efisiensi dan konsistensi.
- Kemudahan Rollback: Dengan menggunakan versi pada paket NPM, kita dapat dengan mudah melakukan rollback ke versi sebelumnya jika terjadi masalah.
Kekurangan:
- Kompatibilitas Teknologi: Setiap microfrontend harus menggunakan framework dan teknologi yang kompatibel dengan shell aplikasi utama untuk memastikan integrasi yang lancar.
- Manajemen Dependensi: Mengelola dependensi di antara berbagai paket NPM dapat menjadi kompleks, terutama jika terdapat versi yang berbeda-beda.
- Dampak pada Performa: Proses membangun ulang seluruh aplikasi setiap kali ada perubahan pada salah satu paket NPM dapat berdampak pada kinerja dan memperlambat proses rilis.
- Pipeline CI/CD yang Kompleks: Integrasi dan pengujian pembaruan pada berbagai paket NPM dapat membuat pipeline CI/CD menjadi lebih kompleks.
6. Module Federation: Pemuatan Dinamis saat Runtime
Module Federation memungkinkan microfrontend dimuat secara dinamis saat runtime, sehingga mengurangi ketergantungan pada build-time.
Kelebihan:
- Fleksibilitas Runtime: Modul dapat dimuat secara dinamis saat runtime, membuat aplikasi lebih responsif terhadap perubahan.
- Pengembangan Independen: Setiap microfrontend dapat dikembangkan, diuji, dan disebarkan secara mandiri.
- Penggunaan kembali Kode: Tingkat berbagi kode yang tinggi dimungkinkan, karena modul yang sama dapat dimuat secara dinamis, mengurangi duplikasi kode dan meningkatkan konsistensi.
- Granularitas: Mendukung modularitas yang lebih granular, sehingga memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan komponen individu.
Kekurangan:
- Pengaturan yang Kompleks: Implementasi Module Federation membutuhkan pengaturan yang kompleks dan kontrak integrasi yang detail untuk mengelola pemuatan modul dinamis dan dependensi yang dibagi.
- Manajemen Dependensi: Memastikan kompatibilitas antara modul yang dimuat secara dinamis dan mengelola dependensi yang dibagi dapat menjadi kompleks.
- Dampak pada Performa: Overhead pemuatan modul secara dinamis dapat berdampak pada kinerja, terutama jika tidak dikelola dengan efisien.
- Kompleksitas Integrasi: Sifat dinamis dari Module Federation dapat memperumit integrasi dan membutuhkan penanganan error yang kuat.
7. Backend for Microfrontend (BFMF): Kepemilikan yang Jelas
Pada pola BFMF, setiap microfrontend memiliki backend service yang sesuai.
Kelebihan:
- Performa Optimal: Setiap backend service disesuaikan dengan kebutuhan microfrontend, sehingga memastikan pemrosesan data yang efisien dan mengurangi latensi.
- Kepemilikan yang Jelas: Setiap tim memiliki kendali penuh atas backend dan frontend mereka, sehingga meningkatkan akuntabilitas dan mempercepat pengambilan keputusan.
Kekurangan:
- Manajemen Konsistensi: Memastikan konsistensi data dan logika bisnis di berbagai backend dapat menjadi tantangan.
- Sumber Daya yang Intensif: Mempertahankan banyak backend dapat membutuhkan sumber daya yang cukup besar.
- Overhead Integrasi: Koordinasi dan integrasi antara berbagai backend dan frontend dapat menimbulkan overhead dan memerlukan penggunaan layanan middleware.
8. Event Sourcing-Based Microfrontends: Orkestra yang Responsif
Event sourcing adalah pola di mana perubahan status dicatat sebagai serangkaian event yang tidak dapat diubah. Microfrontend yang berbasis event sourcing berinteraksi dengan backend melalui model yang didorong oleh perintah (command-driven), di mana tindakan pengguna diterjemahkan menjadi event yang dikirim ke backend.
Kelebihan:
- Pembaruan Real-time: Microfrontend menerima event melalui WebSocket, memungkinkan pembaruan real-time dan respons yang cepat terhadap perubahan status.
- Status yang Konsisten: Memastikan status yang konsisten di seluruh microfrontend, meningkatkan pengalaman pengguna dan mengurangi inkonsistensi.
- Skalabilitas dan Dekoupling: Setiap microfrontend dapat diskalakan secara independen dan bereaksi terhadap event, bukan bergantung pada komunikasi langsung.
Kekurangan:
- Infrastruktur yang Kompleks: Menerapkan event store yang efisien dan mengelola langganan event dapat menjadi kompleks dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.
- Overhead Performa: Menangani event dan memastikan konsistensi dapat menimbulkan overhead kinerja.
- Manajemen Konsistensi: Memastikan konsistensi event di seluruh microfrontend membutuhkan desain yang cermat dan penanganan error yang baik.
9. Hypermedia Pattern: Navigator Dinamis
Pola Hypermedia memanfaatkan kontrol hypermedia, seperti link dan form, untuk navigasi dan interaksi dengan aplikasi. Setiap microfrontend secara dinamis mengambil struktur dan tindakan yang tersedia dari API hypermedia.
Kelebihan:
- Fleksibilitas Tinggi: Aplikasi dapat berevolusi tanpa mengubah kode klien, karena navigasi dan interaksi didorong oleh kontrol hypermedia.
- Dekoupling: Microfrontend terlepas satu sama lain dan dari logika backend, berkomunikasi melalui link hypermedia.
- Struktur Dinamis: Struktur aplikasi dapat disesuaikan berdasarkan status saat ini dan kontrol hypermedia.
Kekurangan:
- Implementasi yang Kompleks: Menerapkan hypermedia driven microfrontend membutuhkan backend yang canggih untuk menghasilkan respons hypermedia yang sesuai.
- Pertimbangan Kinerja: Panggilan API yang sering untuk mengambil kontrol hypermedia dapat menimbulkan latensi dan berdampak pada pengalaman pengguna.
- Standarisasi: Memastikan penggunaan standar hypermedia yang konsisten di seluruh aplikasi dapat menjadi tantangan.
Kesimpulan
Pemilihan pola integrasi microfrontend yang tepat tergantung pada kebutuhan spesifik proyek, struktur tim, dan tujuan jangka panjang. Setiap pola memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
- Kompleksitas aplikasi: Semakin kompleks aplikasi, semakin penting untuk memiliki arsitektur yang fleksibel dan mudah dipelihara.
- Ukuran tim: Tim yang lebih besar mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih modular dan otonom.
- Teknologi yang digunakan: Pilihan teknologi yang digunakan dapat memengaruhi pola integrasi yang paling cocok.
- Kebutuhan kinerja: Beberapa pola mungkin lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan kinerja tinggi.
- Fleksibilitas: Beberapa pola menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengubah struktur aplikasi.
Tips Tambahan:
- Kombinasi Pola: Anda dapat menggabungkan beberapa pola untuk mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya, Anda dapat menggunakan Bit Components dengan Module Federation untuk mencapai komposisi yang tinggi dan fleksibilitas runtime.
- Evaluasi Terus-Menerus: Arsitektur microfrontend bersifat dinamis. Penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan integrasi seiring dengan perubahan kebutuhan dan teknologi.
- Fokus pada Pengalaman Pengguna: Pastikan pilihan integrasi yang Anda buat tidak mengorbankan pengalaman pengguna.
Dengan memahami berbagai pendekatan integrasi microfrontend, Anda dapat memilih solusi yang paling sesuai untuk proyek Anda dan membangun aplikasi web yang skalabel, fleksibel, dan mudah dipelihara.
Discover more from teknologi now
Subscribe to get the latest posts sent to your email.